Saturday, March 07, 2009

Sebuah Idealisme Bernama ”Kepuasan Intelektual”

Berkaitan dengan pekerjaan, ada beberapa sifat buruk saya (sebenernya saya punya banyak sifat buruk, tapi yang diceritain 3 aja... hihihi..:-D). Pertama, saya bukan tipikal pekerja keras. Bukan sama sekali. Mungkin banyak orang melihat saya sebagai hard worker, tapi pada kenyataan sebenarnya saya memiliki kecenderungan sebagai ”pemalas”. Nonton film, maen/hang out, nongkrong sama teman-teman, makan, tidur dan internetan adalah hal-hal yang saya sebut sebagai ”kesenangan hidup”. Intinya, saya ini penikmat hidup. Beneran. Bahkan, saya bisa jadi memilih hang out sama temen-temen saat semestinya saya harus menyiapkan ”something serious” untuk esok harinya. Huhuhu... parah!

Kedua, saya tipikal orang yang cuek dan sembarangan. Temen-temen kantor saya tau banget bagaimana kondisi meja kerja saya yang tidak pernah rapi dan selalu berantakan. Parahnya, saya tidak merasa terganggu dengan meja kerja yang ”semrawut” tersebut. Kalopun sekali waktu saya mencoba merapikannya (hal ini terjadi jika tiba-tiba dapet wangsit abis kesamber petir..:-p), paling hal itu akan bertahan barang 2-3 hari saja, selebihnya berantakan lagi. Hahaha... entahlah kenapa demikian. Bawaan orok sepertinya.

Ketiga, saya punya kecenderungan gak on-time. Hihihi... ngaku nih! Mungkin karena saya terbiasa tidur larut, maka bangun pagi adalah masalah besar bagi saya. Dulu, saat saya bekerja di konsultan, hal ini bukan masalah, tapi sejak 3 tahun yang lalu, saat saya berkeputusan bekerja kantoran dengan office hour 7.30-16.00, beberapa kali kebiasaan buruk ini membawa masalah. Makanya dalam hal absensi saya termasuk bagian dari ”teladan buruk” di kantor, suka telat datang soalnya. To be honest, meski saya punya alasan bahwa total jam kerja saya pada moment-moment tertentu sama atau bahkan jauh lebih banyak dari jam kerja semestinya, saya merasa tetap harus belajar banyak soal satu ini. So, don’t judge me ya. I keep trying to be punctual.

Dari beberapa sifat buruk yang saya miliki tersebut, saya tetap merasa bersyukur bahwa saya masih dianugerahi nilai-nilai (values) yang membangun sebuah idealisme hidup termasuk dalam bekerja. Beberapa idealisme ini men-driven hidup saya. Salah satunya saya sebut sebagai Idealisme ”Kepuasan Intelektual”.

Saya memang bukan pekerja keras, hanya saya adalah tipikal ”responsible person”. Apapun tanggungjawab yang diberikan, pasti saya lakukan ”sebisa” mungkin. Pantang bagi saya bilang ”nggak bisa”. Saya menganggap tanggungjawab sebagai sebuah ”tantangan”. Even kalo saya diserahi tanggungjawab untuk menghandle hal-hal diluar job description saya, I’ll do it. No matter what. Resah rasanya bila membiarkan sesuatu berjalan menuju ”tak tentu arah” hanya karena tidak ada yang mau/mampu menanganinya (sementara kita jelas-jelas berada di dalam sistem tersebut). Jengah rasanya bila kita tidak melakukan sesuatu semaksimal mungkin yang bisa kita lakukan. Dan yang jelas, it’s definitely nothing to do with money.

Dalam beberapa hal, saya memiliki kecenderungan”pola berfikir” yang berbeda dari orang lain. Saya bukan tipikal orang yang inggih-inggih manut atau ngikutin apa kata orang tanpa mengerti benar apa yang akan atau sedang saya lakukan, bos sekalipun (bukan bermaksud kurang ajar ni). Saya juga senang dengan sesuatu yang baru, berbeda, dan tidak biasa. Berkaitan dengan hal ini, sering kali saya harus rela ”jungkir balik/mati-matian bekerja” dan ”mempertaruhkan waktu pribadi” demi sesuatu idealisme yang disebut sebagai kepuasan intelektual. Be frankly, this often put me in lot of ”stress”. Hehehe... makanya saya suka iri dengan teman-teman yang bisa sedemikian fokus, lurus dan konsisten kehidupannya dan puas dengan metode yang biasa dan umum. Tapi di sisi lain, saya bangga bahwa saya masih memiliki “hal-hal” ini dalam hidup saya.

4 comments:

Anonymous said...

dan tulisan ini ditujukan untuk siapa mba?? hohohohoho....setuju banget ama tulisannya ^_^
mengaspirasi yang ada di benak gw

Anonymous said...

pengakuan yang manis.
berantakan? yeah... gw saksi hidup sekamar 2 bulan di Bali dengan nih orang. hahaha.
kalo soal kecenderungan pemalas, ya kira2 samalah gw juga, pengennya kerja yang seneng2 aja. hihihi.

Anonymous said...

soal punctual, sepertinya Tuhan menjawab doamu nak. makanya tahun depan disuruh ke Jepang. balik2 pasti datang janjian bisa 2 jam lebih awal. hehe.

Kris Tasrin said...

@ yudi,
wooo... ditujukan untuk semua manusia yang taking advantages from the weakness of the system... hehehe...
gak deng, buat semuahhh...

@ lia,
hehehe... emmm tau ajahhh lu li...