Monday, June 02, 2008

"Fluktuasi Energi"

Sejak bekerja di tempat saya sekarang, saya mengalami beberapa kali fluktuasi energi. Energi di sini saya maksudkan sebagai energi dalam bekerja. Ada saat dimana energi bekerja saya menjadi sangat besar, meledak-ledak penuh ambisi. Saat seperti itu, rasanya segala hal pengen saya lakukan. Mimpi dan idealisme saya menjadi bahan bakar setiap harinya. Hanya satu dibenak saya saat itu: bahwa saya ingin berkontribusi dalam perubahan di negeri ini.

Mulukkah semua ini? Saya rasa tidak. Selama Merah-Putih itu masih menggetarkan hati dan jiwa, saya rasa semua orang akan melakukan hal yang sama. Dan saya bukanlah tipikal orang yang mencoba mencari "kenyamanan" dalam sistem yang masih perlu banyak dibenahi ini. Saya masih punya nurani dan masih selalu mencoba berkarya dengan hati.

Ahhh.... Tapi nyatanya saya hanyalah manusia biasa yang tidak selalu bisa menjaga konsistensi hidup. Saya menjadi lemah ketika idealisme saya membentur tembok. Saya menjadi rapuh ketika mimpi saya tentang negeri ini seolah bertemu dengan jalan buntu. Energi saya seolah habis berubah menjadi sikap-sikap pesimistis ketika melihat pilihan-pilihan keputusan dibuat lebih pada keteraturan dan bukan terobosan.

Beberapa hari yang lalu, rasanya habis sudah energi yang berkobar-kobar itu. Saya lelah. Saya hampir menyerah.

Saya mencoba berfikir.

Bertemu dan berdiskusi dengan atasan Jumat siang kemaren membuat hati saya luluh. Harapan yang ditebarkannya dalam diri saya, juga mimpi-mimpinya tentang negeri ini membuat saya terhenyak. Saya hampir menangis. Menangis lega. Nyatanya saya masih menemui orang-orang yang memiliki mimpi yang sama dengan saya.

Kembali saya merenung. Mencoba mengumpulkan kembali energi-energi mimpi itu. Mungkin memang proses belajar saya di sini masih harus diteruskan. Entah sampai kapan. Namun biarkanlah saat ini saya melakukan yang terbaik melalui media ini.