Thursday, December 18, 2008

Persahabatan Bagai Kepompong...

Ditulis untuk seorang teman baik. Mungkin memang gak penting, tapi kamu harus membacanya, siapa tau kita bisa belajar sesuatu dari tulisan ini.

Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagi kepompong
Pasti kamu tau lagu itu atau seenggaknya pernah dengar. Menurut kamu, apa sih isi lagu itu? Kenapa persahabatan dianalogikan seperti itu ya? Unik memang. Aku baca blog ini, dan darinya aku belajar sesuatu. Makanya aku mau cerita ke kamu.
Penganalogian yang sangat manis dari kata persahabatan dengan kata-kata kepompong sebagaimana digambarkan pada lagu tersebut dilatar-belakangi oleh sebuah pengetahuan logis bahwa kepompong merupakan suatu fasa yang dialami oleh ulat untuk bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Mendengar kata kupu-kupu, maka yang terbayang adalah serangga yang indah yang terbang dari bunga satu ke bunga lainnya dan membuat taman bunga nampak lebih cantik.
Hi, aku mau flashback dulu tentang kisah persahabatanku dengan kamu, satu dari sekian sahabat yang menempati layer pertama di hatiku. Iya, itu kamu.
Persahabatan antara aku dan kamu. Persahabatan ini memang berawal dari sebuah tempat dan suasana yang tidak terduga. Apakah ini kebetulan? Mungkin saja, aku tidak tau. Atau Tuhan memang mentakdirkan kita bertemu? Entahlah, akupun tidak mengerti. Seingatku, kontribusiku hanyalah pada keisengan untuk meng-sms mu saat perjalanan pulang setelah itu. Tapi percayakah kamu bahwa tidak ada sedikitpun tendensi negatif terhadapmu yang hinggap di kepalaku saat itu? Aku percaya kamu tau itu.
Waktu berlalu.... akhirnya kita dekat. Dan menurutku, persahabatan kita ini unik. Tidak memakan waktu lama untuk membuat kita tau dan paham satu sama lain. Banyak hal sudah kita lewati sampai hari ini. Seneng, sedih, sepetan dan olok-olokan, kebodohan, kemarahan, ngambek, cerita-cerita gak penting, juga perhatian tulus, dan banyak hal lain, semuanya ada di situ.
Persahabatan ini juga mengesankan. Setidaknya buatku. Kita mengalami semua proses menyenangkan, mengasyikkan, dan juga menyedihkan. Berbincang dengan kamu adalah hal yang aku nantikan setiap harinya. Padahal topiknya hanya hal -hal tidak penting seputar film, musik, pekerjaan, mimpi, hobi, masa lalu dan hal remeh temeh lainnya. Pun kala kita bertemu. Aktivitasnya sangat monoton: nongkrong, nonton, makan, masak indomie ataupun nonton tv. Tapi aku menikmati semua itu. Kecerdasan dan kesabaranmu mengesankan hati. Kekeraskepalaan dan kecuekanmu seringkali membuatku kesal dan cemberut. Tapi aku tau kamu mengasihiku dengan tulus. Mengasihiku dengan caramu sendiri, cara yang sedikit berbeda dari cara orang lain yang kutemui.
Tapi, hari ini, mungkin kita harus belajar ”berfikir mendalam” untuk memahami sesuatu yang lain. Memahami bahwa kepompong persahabatan ini haruslah dijaga sedemikian rupa, agar mampu melahirkan kupu-kupu yang indah. Kupu-kupu yang tidak cacat, kupu-kupu yang sempurna, yang akan hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain dan membantunya pada proses penyerbukan. Kupu-kupu yang juga akan memperindah taman bunga.
Hari ini, mungkin kita memang harus ”berdiam diri sejenak” di dalam kepompong ini. Bermeditasi dan menyempurnakan diri, agar mampu membentuk kepompong persahabatan kita ini menjadi kepompong yang penuh dengan kebaikan dan manfaat.
Hari ini, mungkin kita harus banyak ”ber-refleksi” untuk menjadi ikhlas atas apa yang sudah terlewati. Buatku pribadi, mengubah kebiasaan selama ini bukanlah hal yang mudah; menghapus keterlibatanmu dari setiap rutinitas hari, adalah sebuah kompleksitas aktivitas yang membutuhkan energi; dan menjadi ikhlas adalah proses yang sangat menyakitkan hati. Aku bahkan mengawali semuanya ini dengan menangis. It isn't hard actually, but painfull. Dan aku tau bahwa ini adalah hal terbaik kita dan untuk kita.
Maafkan aku, menempatkanmu pada posisi yang rumit. Aku tau, aku salah. Dan kamu tau bahwa persahabatan ini sangat berharga buatku. Setelah banyak hal kita lewati, biarlah kita belajar mengasihi dengan segala ketulusan hati. Promise me that someday, we'll make this friendship keep warm and intimate. Sama seperti kamu mengasihiku, aku juga mengasihimu, sahabatku.