Sunday, July 13, 2008

True Friendship

Ketika kita menyebut hidup sebagai sebuah perjalanan, maka ada banyak "jenis jalan dan pemandangan" yang kita temui di jalan yang kita lalui. Berbagai jenis jalan dan pemandangan itu bisa jadi merupakan pengalaman yang sangat mudah dilupakan, atau justru amat sangat berkesan.


Bagi saya pribadi, dari sekian pengalaman hidup yang saya lalui sampai hari ini, salah satu bagian dari pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan adalah tentang persahabatan masa kuliah saya. Berteman dan akhirnya bersahabat dengan Mery, Dewi, Lydia, dan Santi sejak masuk ITB tahun 1997 sampai dengan hari ini, adalah salah satu alasan yang membuat saya bisa bilang bahwa masa kuliah adalah salah satu masa yang paling luar biasa dalam hidup saya. Melewati berbagai "jenis jalan dan jenis pemandangan hidup" selama sepuluh tahunan bersahabat dengan teman-teman yang luar biasa ini membuat saya mengerti bagaimana masing-masing kami adalah pribadi yang unik.

Sampai hari ini, telah kami lalui berbagai hal mulai dari Nilai A, Nilai D, gagal ujian, ngulang mata kuliah, sakit, makan indomie, miskin, lulus, kegagalan, kerja, makan enak dan have fun, menikah, hamil, melahirkan, mulai "mapan", dan sebagainya. Kalau saya runut ke belakang, rasanya memang telah banyak hal kami lalui selama persahabatan kami. Banyak hal yang saya petik dan pelajari dari persahabatan ini; kasih yang tulus, canda tawa yang menghibur, dukungan dan doa yang tidak pernah berkesudahan dan berbagai pembelajaran yang lain.

Tapi ibarat hidup adalah sebuah sistem dan kami hanya sekedar subsistem-subsistem kecil dari keseluruhan sistem kehidupan yang kompleks, maka kami haruslah tunduk pada mekanisme sistem yang diatur oleh Sang Pencipta. Kekuasaan dari Yang Maha Kuasa untuk menciptakan, memelihara, maupun mengambil subsistem yang diciptakanNya merupakan otoritas yang tidak bisa ditiadakan oleh siapapun.

Dia, Yang Empunya skenario kehidupan telah mengaturnya bagi kami. Ada kebahagiaan, ada juga kesedihan. Ada sukacita, ada dukacita. Dan sekali lagi, Sang Pencipta telah mengaturnya.
Hari ini, ketika Tuhan akhirnya memanggil salah satu sahabat terbaik kami, Santi, tidak bisa dipungkiri bahwa ini adalah sesuatu yang menyesakkan hati. Bukan hal yang mudah untuk bisa menenangkan diri. Dada yang terisak dan kesedihan yang membuncah, adalah hal yang Tuhan ijinkan untuk kami alami hari ini. Mungkin memang butuh waktu untuk mengerti dan memahami ini. Tapi kami selalu mempercayai bahwa Tuhan adalah Allah yang sempurna dan sempurna juga untuk setiap rancangan-rancanganNya bagi setiap kami.

Selamat Jalan Santi, telah kamu temukan damai dan kasih sejati di pangkuan Bapa Surgawi. Terimakasih untuk kebaikan hati, ketulusan, canda tawa, teladan keteguhan jiwa, dan doa-doa yang kamu berikan selama persahabatan kita. Kamu memang luar biasa. We love u, San!! Always.