Thursday, March 15, 2007

DODOL YANG BERKUALITAS

Saat ini, gue (secara tidak sengaja) bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di sebuah instansi Pemerintah, sebuah karir (baca : pekerjaan) yang tidak pernah gue mimpikan sebelumnya. Gue memang bekerja sebagai peneliti, salah satu profesi yang sangat gue inginkan sejak dulu, tapi yang gue inginkan dulu adalah jadi peneliti di NGO internasional seperti World Bank, ADB, dll, dan bukan di instansi pemerintah, sebagaimana Tuhan nempatin gue sekarang ini. Tapi kalo gue melihat proses awal sampai diterimanya gue di kantor ini, gue tau kalo ini jalan Tuhan buat gue.

Sebenernya, sebagai wanita, jadi Pegawai Negeri Sipil, dan hidup di Bandung itu enak. Apalagi gue udah berkeluarga, dan suami gue pekerjaannya di Konsultan. Rasanya kami jadi lebih balance aja soal waktu dan perencanaan keuangannya. Gue bekerja jam 7.30 - 16.00, sementara suami bekerja dengan waktu yang fleksible. Gue punya gaji tetap meskipun kecil, dan suami punya gaji tidak tetap tapi jauh lebih besar dari gaji gue. Sementara, kenapa gue bilang kalo hidup di Bandung itu enak, karena untuk bisa hidup nyaman di Bandung tidak perlu harus kaya. Kita masih bisa tetap merasa nyaman kemana-mana, meski naik angkot. Kita masih bisa makan enak di pinggiran jalan, dan murah harganya. Rasanya, sampai saat ini, dari kota-kota yang pernah gue kunjungin, Bandunglah kota yang menurut gue nyaman untuk ditinggali. Tapi yah... sapa tau ntar 3 tahun lagi gue berubah pikiran and bilang kalo tinggal di Melbourne lebih nyaman. Hehehe.... sapa tau kan?

Tapi, di sisi lain, ditempatin Tuhan sebagai abdi negara, memiliki tantangan tersendiri buat gue. Bukan karena gaji Pegawai Negeri Sipil yang kecil, karena togh gue masih bisa nulis, bisnis kecil-kecilan, ataupun ngerjain proyek ama temen-temen gue. Tapi hidup di suatu lingkungan yang “dipersepsi” banyak orang sebagai suatu lingkungan yang “negatif” sungguh sangat menyedihkan. Kenegatifan karena lingkungan birokrasi identik dengan korupsi, kolusi dan nepotisme, lingkungan kerja yang tidak efektif dan tidak efisien, dan kinerja pegawai yang rendah, jelas sesuatu yang sering kali bikin gue tidak bangga berada di sini.

But, here I am now. Dengan kesadaran bahwa Tuhan punya “maksud indah” buat gue ketika Dia menempatkan gue di kantor ini, gue mencoba yang terbaik yang bisa gue kerjakan. Trying to be on time/punctual, menunjukkan kinerja terbaik, berusaha jadi pegawai yang proaktif, kreatif dan inovatif, pokoknya, I’ll do my best lah di sini. Satu tekad gue, kalopun kata orang Pegawai Negeri Sipil itu cuman dodol, gue pengen jadi dodol dengan kualitas terbaik. I do will.