Wednesday, January 23, 2008

Travelling to Thailand


Hari ini nyampe Bandung lagi setelah tanggal 16-22 Januari kemaren gue ke Thailand. Perjalanan liburan kali ini memang sudah diarrange dari sekitar 3-4 bulan yang lalu. Excited tentunya. Namanya juga liburan ya bow. Perjalanan ini memang direncanakan dengan konsep backpacker (kurang lebih artinya travelling murah meriah gituh lah...:-D). Peserta (caellaahhh.... ) yang ikut dalam petualangan ini ada 3 orang: gue, Kak Epi (kakak ipar gue yang sudah banyak luangin waktu untuk broswing-browsing info soal kebutuhan perjalanan ini), dan sama Mbak Ninin (temennya Kak Epi yang baru gue kenal pas di Sukarno Hatta mo berangkat kemaren dan ternyata orangnya seru banget... dan doyan banget belanja :-D).

Gue yang minggu-minggu sebelumnya rada sedikit sibuk banyak dibantu nyiapinnya sama suamiku tercinta yang kebetulan gak ikut karena beberapa alasan (Hehehe... ). Suamiku lah yang mau repot-repot wara-wiri ke money changer, nukerin rupiah ke Bath dan ternyata karena baru sehari sebelumnya nukerin (maklum sibuk bow...) Bath nya abis diborong sama orang. Jadi terpaksalah gue nuker ke Dolar, supaya bisa ditukerin ke Bath nantinya kalo dah sampai Thailand (A friend of mine suggest me not to bring rupiah to Thailand, coz they don't accept it!).

Brubung konsep travellingnya backpacker, gue cuman make celana cargo, kaos, sandal gunung, ransel (dengan bawaan gak banyak-banyak amat), topi dan tas slempang untuk menyimpan barang-barang yang butuh kecepatan untuk mengambilnya seperti pasport, duit, obat-obatan (tolak angin maksudnya... hihihi...), permen dll. Selain itu, konsep traveling murah meriah ini juga terkait dengan pemilihan guesthouse sebagai tempat menginap (bukan hotel mewah), makanan kaki lima/warung kecil untuk makan (instead of big restourant), dan penggunaan public transportation sebagai angkutan.

Ternyata perjalanan seperti ini seru juga logh... berbekal laptop kecil dan layanan Wifi yang ada di hampir semua hostel (sekecil apapun hostelnya), kami membuat konsep dan rute travelling kami sendiri. Berbekal bahasa inggris doang, kita nanya sono sini kalo mulai kebingungan, bahkan kalo perlu pake bahasa isyarat deh (soalnya gak semua orang Thailand bisa bahasa Inggris).

Liburan ke Thailand kemaren murah banget. Dari soal penginapan, banyak guesthouse yang amat sangat terjangkau. Sebagai gambaran, selama 6 hari di sana, kami nginep di Big Jones Hostel yang harganya 700 bath untuk kamar yang bisa diisi untuk berempat (sekitar 210ribu), VN Guesthouse 450 bath untuk kamar triple (sekitar 135ribu), da
n Rama nine 54 seharga 350 bath untuk 1 kamar double dan 1 kamar single (sekitar 105ribu). Murah banget pokoknya. Udah gitu, public transportasi di Thailand tuh nyaman dan murah, even taxi. Brubung kami bertiga, taxi menjadi pilihan yang murah dan nyaman. Soal makanan? wah jangan tanya... banyak makanan murah di Thiland.

Sayangnya Thailand terlalu besar untuk bisa dijelajah selama 6 hari. Selama itu, tempat yang bisa dikunjungin di Kenchanaburi (2-3 jam dari Bangkok) hanya beberapa, antara lain: Sai Yok Noi Waterfall, Hellfire Pass, The Death Railway, Tracking river and Jungle, Bamboo Rafting; sementara di Ayuthaya (1 jam-an dari Bangkok) lumayan banyak yang udah diliat, termasuk Budha Head in the Three, Wat Chaiwattanamaram, Reclining Budha, dan lain sebagainya. Trus di Bangkok sendiri, chatuchak sudah pasti dikunjungin, supaya naluri belanja tersalurkan gitu maksudnya (hihihi...), juga ke Pratunum, Ramkhamhaeng, Chao Praya, ama The Grand Palace tentunya.

Thailand yang memang mencanangkan "Visit Thailand Year 2008" ini memang patut dicontoh oleh kita kalo memang berniat mengalakkan kembali kepariwasataan Indonesia. Sebenernya dilihat dari tourism attraction nya, Indonesia tuh lebih Indah. Beneran deh. Hanya, memang sepertinya di Thailand perencanaannya tourism nya integrated banget, dari bus, MRT, sky train, dan lain sebagainya. Hal ini didukung dengan harga-harga yang amat sangat terjangkau dan sistem transportasi yang murah dan nyaman. O iya, di sana juga ada Tourist Police, sehingga bila berada di sana, semua berasa aman dan nyaman. Yah belajar dari ini semoga kepariwisataan Indonesia lebih maju lagi...